ANALISIS MENGENAI PERKEMBANGAN IT PADA PEMERINTAHAN
1.
Pengertian
Teknollogi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk mengambil keputusan. Teknologi komunikasi
merupakan perluasan dari ilmu komunikasi dengan basis teknologi seperti wireless,
internet, faximille, komputer dan sebagainya.
TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.
o Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi.
o Teknologi Komunikasi adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data
dari perangkat yang satu ke lainnya.
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan komunikasi
adalah:
·
Menyadarkan kita
akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah
sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai
dasar untuk belajar sepanjang hayat.
·
Memotivasi
kemampuan kita agar bia beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK,
sehingga bias melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri dan lebih percaya diri.
·
Mengembangkan
kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan
sehari-hari.
·
Mengembangkan
kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih
optimal, menarik dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi,
terampil mengorganiasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
·
Mengembangkan
kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif dan bertanggung
jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran,
bekerja, dan pemecahan masalah sehari-hari.
2.
Dampak Positif dan Negatif Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Bidang Pemerintahan
Penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan
hubungan antara pemerintah dengan pihak-pihak lain disebut e-government.
Penggunaan hubungan ini dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu:
o G2C (Government to citizen), hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat,
o G2B (Government to bussines), hubungan antara
pemerintah dengan pengusaha,
o G2G (Government to Government), hubungan antara
pemerintah dengan pemerintah.
Konsep e-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi oleh pemerintahan, misalnya menggunakan jaringan internet.
E-government dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan penduduk,
bisnis dan kegiatan lainnya.
3.
Dampak Positif Teknologi Informasi dan Komunikasi di Bidang Pemerintahan
Beberapa dampak positif dari Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
bidang pemerintahan, antara lain:
1)
Pelayanan yang
lebih baik kepada masyarakat, informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari
dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor, informasi dapat dicari
dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.
2)
Peningkatan
hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum, adanya
keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak
menjadi lebih baik, keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan
dari semua pihak.
3)
Pemberdayaan
masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh.
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
4)
Pelaksanaan
pemerintahan yang lebih efisien. Koordinasi pemerintahan dapat dilakukan
melalui e-mail atau bahkan video conference. Untuk Indonesia yang luas areanya
sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara
pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik
yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya
berlangsung satu atau dua jam saja. Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang
baik sudah mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu
solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah
melalui jaringan sistem informasi on-line antar instansi pemerintah baik pusat
dan daerah untuk mengakses seluruh data dan teknologi informasi terutama yang
berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan
lingkungan dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk
mengantisipasi hal baru dan upaya peningkatan kinerja serta perbaikan pelayanan
menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance).
5)
Hilangnya
birokrasi yang selama ini seolah-oleh menjadi penghalang bagi masyarakat dalam
berhubungan dengan pemerintah sehingga pelaksanaan pemerintahan menjadi lebih
efektif dan efisien.
6)
Keberadaan
e-government akan berimbas pada dimensi sumber daya manusia disetiap pelayanan
publik. Tidak tertutup kemungkinan akan meruyaknya kekhawatiran yang disebabkan
oleh rasionalisasi jumlah karyawan. Karyawan yang dinilai tidak memiliki
kesediaan dan kemampuan generik untuk menjalankan e-government akan berhadapan
dengan dua resiko; diberhentikan (retrenchment) atau menjadi pelatihan dalam
rangka membentuk kompetensi lunak (soft compentencies) dan keterampilan kerja
serta mengintegrasikan diri kedalam struktur informasi yang baru.
7)
Dalam konteks
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik, teknologi informasi masih
dianggap sebagai alat “pengotomasi proses” yang diharapkan dapat mengurangi
proses yang dilakukan secara manual dibanding sebagai alat yang dapat
mengurangi birokrasi.
8)
Dalam konteks
partisipasi semua pihak untuk penyusunan kebijakan, teknologi informasi masih
dianggap sebagai alat yang mempermudah pengumpulan informasi dibanding sebagai
alat yang dapat membuka komunikasi dengan pihak luar seperti publik atau
instansi lain.
9)
Dalam konteks
keterbukaan (transparansi) internal, teknologi informasi masih dianggap sebagai
sarana penyedia akses dibanding sebagai sareana penyediaan informasi yang lebih
spesifik seperti latar belakang suatu kebijakan misalnya.
10) Dalam konteks pelaksanaan suatu kebijakan, teknologi
informasi masih dilihat sebagai sarana untuk mempercepat pelaporan dibanding
sebagai sarana untuk membantu proses monitoring.
11) Dalam konteks peningkatan kualitas suatu kebi akan
teknologi informasi masih dilihat sebagai sarana untuk memperluas sumber
informasi dan data dibanding sarana yang dapat menciptakan keterbukaan dalam
proses pengambilan keputusan.
12) Timbulnya kelas menengah baru. Pertumbuhan dan
perkembangan teknologi informasi dalam bidang pemerintahan yang didalamnya
termasuk juga bidang politik akan mendorong munculnya kelas menengah baru.
Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda
dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah
baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan
berpendapat yang lebih besar.
13) Proses Regenerasi Kepemimpinan. Sudah jarang
tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan
substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin
kental.
14) Di bidang Politik Internasional, juga terdapat
kecenderungan tumbuh regionalisme. Kemajuan di bidang Teknologi Komunikasi
telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang
Teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut.
15) Teknologi Informasi dan Komunikasi membawa
transformasi lengkap terhadap pemerintah.
16) Sektor TIK memberikan kontribusi untuk pendapatan
pemerintah dalam dua cara.
17) Pemerintah memperoleh pendapatan ketika mereka menjual
lisensi atau privatisasi perusahaan milik negara. Mereka juga memperoleh
pendapatan dari pajak dan pembayaran biaya lisensi tahunan.
18) Sektor TIK menghasilkan pendapatan dengan jumlah yang
sangat besar bagi pemerintah. Negara-negara dimana basis pajak terbatas
Indeveloping, pendapatan ini merupakan bagian penting dari keseluruhan
pendapatan pemerintah.
19) Dalam upaya mengentaskan kemiskinan, pemerintah
membentuk program ICT4PR (Information and Communication Technology for Proverty
Reduction) yaitu membangun pusat-pusat teknologi informasi dan komunikasi
khususnya di daerah pedesaan seperti telecenter.
20) Pegawai pemerintahan terbantu melaksanakan tugas
dengan kemajuan alat-alat teknologi informasi, seperti Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) yang berhasil menangkap para koruptor yang merugikan Negara
dengan memanfaatkan telepon seluler para koruptor. Telepon seluler koruptor ini
disadap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehingga KPK bisa mengetahui
perbuatan korupsi para koruptor.
21) Polisi berhasil menangkap para penjahat dengan menggunakan
alat teknologi informasi, yaitu dengan pemasangan kamera CCTV.
22) Pemerintah di negara-negara miskin dapat menjembatani
kesenjangan antara lingkungan global, pegawai pemerintah, dan warga negara
mereka. Memiliki akses ke informasi ini memungkinkan pemerintah untuk
meletakkan dasar bagi kebijakan dan membuat komitmen untuk memperbaiki kondisi.
Mampu memperoleh informasi dari luar akhirnya membantu dalam perbaikan nasib
rakyat mereka.
23) Di negara-negara yang tidak memiliki akses internet
dan sistem komputerisasi, teknologi informasi pasti bisa menjadi lebih hemat.
Memperkaya kehidupan masyarakat miskin di negara-negara berkembang dapat
dicapai melalui penggunaan teknologi modern seperti database perawatan medis,
ponsel untuk meningkatkan mata pencaharian, dan komputer untuk mengaktifkan
kemampuan warga dalam bersaing untuk pekerjaan online di pasar global.
Pemerintah dapat menjadi lebih dekat dengan rakyatnya melalui penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi, sehingga meningkatkan efisiensi dan
membantu untuk membuat hidup mereka lebih baik.
4.
Dampak Negatif Teknologi Informasi dan Komunikasi di Bidang Pemerintahan
Beberapa dampak negatif dari Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
bidang pemerintahan, antara lain:
1)
Semakin bebasnya
masyarakat mengakses situs pemerintah akan membuka peluang terjadinya cyber
crime yang dapat merusak system TIK pada e-government. Misalnya kasus
pembobolan situs KPU ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.
2)
Biaya, walaupun
politik dalam pemerintahan yang menggunakan informasi dan teknologi dapat
melakukan pengeluaran yang lebih sedikit daripada konvensional, namun
sebelumnya untuk membuat infrastruktur dan teknisinya akan memiliki biaya yang
sangat mahal.
3)
Jangkauan
akses. Harus diakui tidak semua orang melek terhadap teknologi. Bagi warga
yang berada jauh di pedalaman akan susah untuk mengakses website, blog, atau
video streaming tentang politik di Indonesia.
4)
Transparansi, pada
beberapa negara maju, banyak yang meragukan berita-berita negara yang
diterbitkan oleh negara sendiri. Alasannya karena yang menulis berita itu
adalah negara dan penerbitnya adalah negara. Kecurigaan akan modifikasi berita
dapat terjadi.
5)
Privasi.
Sebuah badan politik seperti negara memerlukan tanggapan dari warganya. Jika negara terus meminta informasi maka privasi dari seseorang semakin sulit untuk dijaga. Ini akhirnya menjadi dilema, di sisi yang satu data dari masyarakat dihimpun untuk mengembangkan kegiatan negara namun di sisi yang lain negara pun harus menjunjung tinggi hak privasi warganya.
Sebuah badan politik seperti negara memerlukan tanggapan dari warganya. Jika negara terus meminta informasi maka privasi dari seseorang semakin sulit untuk dijaga. Ini akhirnya menjadi dilema, di sisi yang satu data dari masyarakat dihimpun untuk mengembangkan kegiatan negara namun di sisi yang lain negara pun harus menjunjung tinggi hak privasi warganya.
6)
Penggunaan
persenjataan canggih untuk menyerang pihak lain demi kekuasaan dan kekayaan.
7)
Terorisme yang
semakin merajalela.
8)
Kurangnya
privacy suatu negara akibat kerahasiaan yang tidak terjamin dengan semakin
canggihnya alat –alat pendeteksi.
9)
Seringnya
terjadi kasus saling menghujat antar golongan.
10) Mudahnya penyalahgunaan media sosial untuk kepentingan
politik.
11) Pemerintah bukan pemimpin dalam teknologi. Mereka
bereaksi terhadap lingkungan sekitar mereka daripada mencoba untuk menemukan
cara-cara baru yang lebih efisien. Akibatnya, lebih mahal untuk mengubah segala
sesuatunya sekaligus mengeluarkan sejumlah besar uang tunai untuk memenuhi
kebutuhan peralatan dan kebutuhan pelatihan staf. Hal ini juga menyebabkan
lebih tidak efisien sebagai sistem baru yang membingungkan dengan situasi yang
lama dan kacau.
12) Pemerintah
menyimpan informasi rahasia, seperti data dari warga negara dan keamanan data
negara tertentu. Karena semua informasi menjadi digital dan tersedia bagi siapa
saja yang ingin untuk melihatnya, dapat terjadi pelanggaran keamanan yang tak
terelakkan. Dan sementara banyak perusahaan telah memiliki skandal mengenai
informasi pelanggan yang bocor atau hack, pemerintah lebih rentan, karena mereka
jarang menarik orang yang terbaik dalam TI di lapangan sebagai karyawan. Sekali
lagi, mereka cenderung bereaksi setelah fakta daripada proaktif.
13) Transparansi.
Warga ingin tahu apa pejabat pemerintah dan karyawan lakukan. Dan internet sangat cocok untuk jenis masyarakat. Bisnis semua orang dan kegiatan pribadi tersedia secara online. Dan sementara tren ini mempengaruhi kemampuan individu untuk memperoleh pekerjaan atau masuk ke sekolah yang sangat baik, juga dapat mempengaruhi pemerintah. Percakapan, tindakan, keputusan dan motif yang sedang dimainkan di internet dalam email, situs jejaring sosial, video dan blog pribadi. Para pejabat pemerintah dan karyawan tidak bisa lagi bersembunyi di selubung rahasia.
Warga ingin tahu apa pejabat pemerintah dan karyawan lakukan. Dan internet sangat cocok untuk jenis masyarakat. Bisnis semua orang dan kegiatan pribadi tersedia secara online. Dan sementara tren ini mempengaruhi kemampuan individu untuk memperoleh pekerjaan atau masuk ke sekolah yang sangat baik, juga dapat mempengaruhi pemerintah. Percakapan, tindakan, keputusan dan motif yang sedang dimainkan di internet dalam email, situs jejaring sosial, video dan blog pribadi. Para pejabat pemerintah dan karyawan tidak bisa lagi bersembunyi di selubung rahasia.
5. Dampak
Psikologis Perkembangan Teknologi Informasi
Selain
adanya dampak negatif dari teknologi informasi dan komunikasi (hi-tech
communication) di berbagai bidang yang telah disinggung pada bagian sebelumnya
maka sebenarnya terdapat beberapa dampak psikologis, antaranya:
1) Kecemasan
sosial terhadap suatu fenomena meningkat. Dengan adanya media komunikasi yang
berteknologi tinggi maka informasi akan lebih cepat menyebar. Contohnya,
informasi mengenai wabah flu burung. Sebelum adanya informasi tersebut, orang
tidak takut mengkonsumsi unggas. Namun setelah adanya informasi yang menyebar
dengan cepat mengenai flu burung maka kecemasan sosial terjadi, yaitu orang
merasa takut untuk mengkonsumsi unggas. Begitu juga fenomena tsunami di Aceh,
sehingga setiap kali gempa di beberapa daerah, orang akan mencari informasi
tentang kemungkinan tsunami. Inilah yang menjadi contoh adanya kepanikan sosial
(social anxiety) karena media komunikasi berteknologi tinggi yang membahana.
2) Kebutuhan
komersial masyarakat meningkat. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa media
komunikasi yang hi-tech akan mempengaruhi minat audience dan mempersuasi
audience. Oleh karena itu, hal ini digunakan oleh perusahaan jasa komunikasi
dan perusahaan komersial untuk memanfaatkan sifat konsumerisme masyarakat ini.
3) Kriminalitas
meningkat. Jika kita melihat tayangan di TV mengenai informasi atau film
tentang kriminalitas dengan modus yang canggih maka ini sebenarnya merupakan
inspirasi bagi pelaku kejahatan lainnya. Proses meniru tayangan kriminalitas
ini yang dikenali sebagai modeling perilaku kejahatan. Apalagi kalau kita
mencermati modus operasi kejahatan di dunia maya (internet) yang sedang marak
maka seolah-olah mudah sekali melakukan kejahatan yang dibantu dengan media
komunikasi berteknologi tinggi.
4) Pemenuhan
rasa ingin tahu (need of curiousity). Sudah menjadi kodrat manusia diciptakan
dengan kekuatan pemikiran yang luar biasa. Pemikiran ini yang dirangsang dengan
rasa ingin tahu atau penasaran yang besar. Dengan media komunikasi yang
berteknologi tinggi, terjawablah rasa penasaran manusia tentang apapun itu.
Semua bisa kita cari di internet dengan menggunakan kata kunci tertentu.
5) Teknologi
dapat mengurangi kreativitas. Teknologi yang menjadi alat bantu manusia
menjanjikan sejuta efisiensi. Oleh karena itu, manusia akan menjadi malas
karena kemajuan teknologi tersebut. Sebagai misal, aktivitas copy-paste di
mahasiswa akan menjadi budaya plagiat di kemudian hari.
6. Solusi
untuk Mengatasi Dampak Negatif Teknologi Informasi
Dari
uraian di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan teknologi informasi di era
globalisasi ini, juga menimbulkan dampak negatif yang tidak sedikit jumlahnya.
Solusi untuk mengatasi dampak negatif itu diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menegakkan
fungsi hukum yang berlaku, misalnya pembentukan cybar task forte yang
bertugas untuk menentukan standar operasi pengendalian dalam penerapan
teknologi informasi di instansi pemerintah.
2. Menghindari
penggunaan telepon seluler berfitur canggih oleh anak-anak di bawah umur dan
lebih mengawasi penakaian ponsel.
3. Mempertimbangkan
pemakaian TIK dalam pendidikan, khususnya untuk anak di bawah umur yang masih
harus dalam pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran dengan TIK.
Analisis untung ruginya pemakaian.
4. Tidak
menjadikan TIK sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran,
misalnya kita tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli
buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital library, namun juga masih
berkunjung ke perpustakaan.
5. Menggunakan
software yang dirancangkhususuntukmelindungi ‘kesehatan’ anak. Misalnyasaja
program nany chip atau parents lock yang
dapatmemproteksianakdenganmenguncisegalaakses yang berbauseksdankekerasan.
6. Pihak-pihak
pengajar baik orang tua maupun guru, memberikan pengajaran-pengajaran etika
dalam ber-TIK agar TIK dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan
etika.
7. Televisi:
ü Mewaspadai
muatan pornografi, kekerasan dan tayangan mistis.
ü Menghindari
penempatan TV pribadi didalam kamar.
ü Memperhatikan
batasan umur penonton pada film yang telah di tayangkan.
ü Mengaktifkan
penggunaan fasilitas parental lock pada TV kabel dan satelit.
ü Tindakan
yang bisa dilakukan pemerintah:
ü Menciptakan
dan mengesahkan UU tentang hak cipta.
ü Menyaring
informasi yang masuk ke negaranya.
ü Menciptakan
dan mengesahkan UU APP.
ü Membuat
software yang mampu memproteksi situs-situs porno di internet.
ü Menciptakan
dan mengesahkan undang-undang penyiaran.
Sumber :
Effendi, Ridwan,dkk. 2007. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Bandung: Prenada
Media Grup
No comments:
Post a Comment