SEJARAH
ADANYA PENGAMEN
1. Pengertian
Pengamen
Pengamen atau
sering disebut pula sebagai penyanyi
jalanan (Inggris: street singers), sementara
musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian
antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah sederhana,
karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan
dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia
kesenian.
Perkembangan pengamen telah ada sejak abad pertengahan
terutama di Eropa bahkan di kota lama London terdapat jalan bersejarah bagi
pengamen yang berada di Islington, London, pada saat itu musik di Eropa
berkembang sejalan dengan penyebaran musik keagamaan yang kemudian dalam perkembangannya
beberapa pengamen merupakan sebagai salah-satu landasan kebudayaan yang
berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.
Ngamen
sebenarnya dapat diartikan menjual ‘keahlian’, khususnya dalam bidang musik
yang berpindah-pindah tempat atau berkeliling dari stau tempat ke tempat yang
lain, sedangkan pengamen adalah orang yang melakukan kegiatan ngamen tersebut.
Menjual keahlian karena dilihat dari sejarahnya banyak pengamen di Jawa memang
berlatar belakang sebagai pemain karawitan (musik tradisional Jawa). Sebagai
contoh Wiro Sumarto dari Klaten Jawa Tengah, yang memang seorang pangrawit yang
karena sepinya pertunjukan musik, maka dengan teman-temannya dia menggantungkan
hidup dari kegiatan bermain musik keliling dengan menjual jasa secara suka
rela, namun dengan harapan ada balasan berupa materi (uang). Kegiatan ini sudah
dimulai sebelum tahun 1960-an. Pada tahun 1969 muncul seorang pengamen generasi
mereka di Yogyakarta, yaitu Pak Sujud. Dalam bahasa Cirebon disebut dengan
Bebarang. Karena tidak ada satu tempat khusus sebagai tempat pertunjukannya,
dan dianggap sebagai kesenian yang kwalitasnya rendah maka ngamen diartikan
sebagai ngemis atau meminta-minta. Mengamen diartikansebagai meminta
sesuatu (uang) dengan usaha yg seminimal mungkin.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia ngamen terdiri dari dua pengertian, pertama sebagai kegiatan keliling bermain musik dengan mengharapkan bayaran, kedua sebagai kegiatan pergi melaut mencari ikan. Demikian juga pengertian yang sama dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Dalam kamus online pengamen ditulis sebagai “beg while singing playing musical instruments or reciting prayers, atau be persistent (memaksa).”Pengertian-pengertian yang diberikan dalam beberapa kamus pengertiannya hampir sama. Kegiatan bermain musik dari satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan imbalan sukarela atas pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang mereka suguhkan berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kwalitas maupun performanya.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia ngamen terdiri dari dua pengertian, pertama sebagai kegiatan keliling bermain musik dengan mengharapkan bayaran, kedua sebagai kegiatan pergi melaut mencari ikan. Demikian juga pengertian yang sama dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Dalam kamus online pengamen ditulis sebagai “beg while singing playing musical instruments or reciting prayers, atau be persistent (memaksa).”Pengertian-pengertian yang diberikan dalam beberapa kamus pengertiannya hampir sama. Kegiatan bermain musik dari satu tempat ke tempat lain dengan mengharapkan imbalan sukarela atas pertunjukan yang mereka suguhkan. Namun karya yang mereka suguhkan berbeda-beda, baik dari segi bentuk dan kwalitas maupun performanya.
2.
Macam &
Jenis-Jenis Pengamen Jalanan / Artis Penghibur Jalanan
Seperti kita
tahu bahwa salah satu rofesi yang paling favorit dijalankan oleh orang-orang
yang tidak memiliki pekerjaan tetap adalah menjadi pengamen baik secara
sendiri-sendiri maupun berkelompok. Mengamen tidak harus bernyanyi tetapi juga
bisa hanya memainkan alat musik atau hanya bertugas menarik uang receh dari
pendengar ngamenan.Pengamen ada di mana-mana mulai di perempatan jalan raya, di
dalam bis kota, di rumah makan, di ruko, di perumahan, di kampung, di pasar,
dan lain sebagainya. Penampilan pengamen pun macam-macam juga mulai dari
tampilan yang biasa saja sampai penampilan banci / bencong, anak punk, preman,
pakaian muslim, pakaian pengemis, pakaian seksi nan minim, dsb.Pengamen
terkadang sangat mengganggu ketenangan kita akan tetapi mau bagaimana lagi.
Jika mereka tidak mengamen mereka mau makan apa dan daripada mereka melakukan
kejahatan lebih baik mengamen secara baik-baik walawpun mengganggu.Berikut ini
adalah macam-macam / jenis-jenis pengamen :
o Pengamen Baik
Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang
memiliki kemampuan musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar
pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang
baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar
untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak memaksa dalam
meminta uang.
o Pengamen Tidak Baik
Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang
permainan musiknya tidak enak di dengar oleh para pendengarnya namun pengamen
ini umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memberikan sejumlah
uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau mengeluh langsung ke pendengarnya
jika tidak mendapatkan uang seperti yang diharapkan.
o Pengamen Pengemis
Pengamen ini tidak memiliki musikalitas sama sekali
dan permainan musik maupun vokal pun ngawur seenak udel sendiri. Setelah
mengamen mereka tetap menarik uang receh dari para pendengarnya. Dibanding
mengamen mereka lebih mirip pengemis karena hanya bermodal dengakul dan nekat saja
dalam mengamen serta hanya berbekal belas kasihan orang lain dalam mencari
uang.
o
Pengamen Pemalak / Penebar Teror
Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka
melakukan teror kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan
uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut.
Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang
menebar teror dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar. Pengamen
jenis ini biasanya akan memaksa diberi uang dari tiap pendengar dengan modal
teror. Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan perbuatan tidak
menyenangkan di depan umum.
o Pengamen Penjahat
Pengamen yang penjahat adalah pengamen yang tidak
hanya mengamen tetapi juga melakukan tindakan kejahatan seperti sambil
mencopet, sambil nodong, menganiaya orang lain, melecehkan orang lain, dan lain
sebagainya. Kalau menemukan pengamen jenis ini jangan ragu untuk melaporkan
mereka ke polisi agar modus mereka tidak ditiru orang lain.
o Pengamen Cilik / Anak-Anak
Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang
sangat tidak enak untuk didengar. Yang tidak enak didengar inilah yang lebih
condong mengemis dari pada mengamen. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka
hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi dari orang-orang jahat
dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini ias dipaksa menjadi pengamen
oleh orang tua, oleh preman, dsb namun juga ada yang atas kemauan sendiri
dengan berbagai motif. Sebaiknya JANGAN DIBERI UANG agar tidak ada anak-anak
yang menjadi pengamen. Mereka seharusnya tidak berada di jalanan.
3.
Pengamen Jalanan
juga Target Operasi Street Crime
Para pengamen
ini biasanya melakukan kegiatanya dengan menyasar para pelanggan rumah-rumah
makan maupun warung-warung tenda di pinggiran jalan. ''Mereka mengamen
tapi jangan sampai menekan (memaksa) kepada pelanggan meski hanya seribu atau
dua ribu rupiah saja,'' jelasnya.Keberadaan pengamen memang dinilai cukup
meresahkan masyarakat, pasalnya mereka bisa meminta uang pada orang (pelanggan)
yang sama hingga tiga sampai empat kali meski personilnya (pengamen) beda
tetapi alat musik yang mereka gunakan masih sama.''Kadang kita sadari bahwa
saat kita makan hingga satu jam bisa saja 3-4 kali dengan gitar yang sama hanya
personilnya beda. Ini yang akan menjadi target kita,'' ujar Kombes Zulkarnain
Adinegara.
Aktifitas para
pengamen itu bisanya dilakukan pada malam hari sehingga terkadang lepas dari
jangkuan operasi kepolisian.Pada gelaran operasi yang bertujuan untuk
memberikan rasa aman kepada masyarakat itu dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Operasi tersebut menargetkan tempat-tempat yang dianggap rawan kejahatan
seperti kawasan pusat-pusat perbelanjaan, tempat sepi, lampu merah, dll.
4.
Anak Jalanan, Anak Bangsa
Saat ini,
permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah
semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus,
pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan
waktu kerja yang sangat keterlaluan dan gaji yang tidak masuk akal, dsb.
Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi
dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak
jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat,
padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi.
Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran
dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.
Undang-undang
dasar mengatur bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh Negara (pasal 34 ayat 1), namun kenyataannya kemampuan pemerintah
tidak sebanding dengan meningkatnya permasalahan anak, baik secara kuantitas
maupun kualitas. Jumlah anak terlantar (dimana anak jalanan termasuk
didalamnya) cenderung semakin meningkat, seiring dengan permasalahan kemiskinan
yang belum dapat diatasi. Data PUSDATIN tahun 2006 menunjukkan bahwa anak
terlantar di Indonesia mencapai 2.815.383 jiwa. Karena keterbatasan pemerintah
itulah, peran aktif dari masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan ini sangat
dibutuhkan.
Apa yang dapat
dilakukan masyarakat terkait anak jalanan tersebut? Pada dasarnya, kebutuhan
individu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis
dan psikologis (Cole dan Bruce, 1959). Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan
primer seperti makan, minum, tidur, seksual, atau perlindungan diri. Sedangkan
kebutuhan psikologis yang disebut juga kebutuhan sekunder dapat mencakup
kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian seseorang, contohnya adalah kebutuhan
untuk dicintai, kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk
memiliki sesuatu, di mana kebutuhan psikologis tersebut bersifat lebih rumit
dan sulit diidentifikasi segera.Begitu juga dengan anak jalanan tersebut, untuk
dapat memupuk harga diri, perilaku dan aktualisasi dirinya, pertimbangan
mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebutuhan anak jalanan tersebut perlu
dilakukan.
Begitu juga
dengan kondisi anak-anak jalanan (ANJAL) yang berada di sekitar pasar Ciroyom
Bandung ini. Begitu banyak orang yang menilai negatif terhadap ANJAL tanpa
mengetahui kondisi ANJAL tersebut dengan sesungguhnya. Mengelem, meminta-minta
memang dianggap hina oleh masyarakat sekitar, bahkan oleh kaum terdidik seperti
mahasiswa juga menganggap hal itu adalah perbuatan hina. Namun apakah kita
mengetahui apa penyebab mereka melakukan perbuatan hina tersebut secara
langsung? Pasti kebanyakan dari kita hanya berasumsi tanpa terjun secara
langsung untuk mencari tahu penyebab mereka melakukan hal ini. Dengan
menumbuhkan dan menunjukkan sedikit rasa kepedulian kita dengan cara mencari
informasi mengenai kondisi anak jalanan itu dapat memberikan kontribusi dalam
perubahan perilaku anak jalanan tersebut.
Sebagai contoh,
di Rumah Belajar Sahabat Anak Jalanan Ciroyom, para anak jalanan
mendapatkan sedikit rasa kepedulian dari berbagai macam relawan yang datang dan
pergi. Rasa kepedulian itu bermacam-macam bentuknya, ada yang mengajak mereka
menggambar bersama, ada yang mengajarkan baca tulis dan berhitung, ada yang
mengajak mereka jalan-jalan dan bahkan ada yang rela menginap barsama mereka
untuk menunjukkan kepedulian mereka. Mungkin tidak semua orang sudah memiliki
sekaligus merealisasikan rasa kepedulian mereka seperti yang diatas. Untuk
mulai menumbuhkan rasa kepedulian dan merealisasikannya membutuhkan niat yang
begitu luar biasa pada awalnya. Coba kita pikirkan, waktu kita dalam sehari ada
24 jam, tidak bisakah kita luangkan waktu kita lima menit dalam satu hari untuk
menyapa dan menanyakan kabar mereka, atau mungkin setengah jam dalam sehari
untuk mengajarkan arti dan makna hidup ini.Saat ini, permasalahan terkait anak
semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak
terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak
pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan
dan gaji yang tidak masuk akal, dsb.
Sedangkan kita
semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain,
belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di
perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal
ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi. Permasalahan anak
jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian
sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak, coba bayangkan ketika kita
dilahirkan kedunia dalam kehidupan serba pas-pasan dan miskin apakah kita
menyalahkan kedua orang tua kita? disini saya melihat banyak hal yang sangat
berbeda. setiap hari saya berangkat san pulang kekantor tempat saya bekerja
dengan kereta api jurusan bojong gede jakarta-kota saya melihat banyak sekali
anak-anak jalanan atau terlantar mengais rejeki dikereta apai ekonomi mulai
pagi hingga petang bahkan kadang malam hari saat mereka harus istirahat mereka
masih terus berjuang untuk hidup dimanakah peran pemerintah dalam menanggulangi
kemiskinan di Ibukota Jakarta ini apakah pemerintah daerah maupun pemerintah
pusat sudah benar-benar mengentaskan kemiskinan yang saat mereka berjanji untuk
mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Apakah sudah
terealisasi dengan benar coba lihat seorang ibu hamil masih mengais rejeki
untuk biaya persalinan anak-anak yang mengamen untuk sekedar mencari sebungkus
nasi untuk makan hari ini para tuna netra yang dilepas setelah selesai dibina
dari panti-panti untuk mencari makan di kereta coba bayangkan ini hanya sedikit
dari kemiskinan di ibu kota masih ada lagi para gadis belia menjajakan diri
dipinggiran Ibukota untuk bisa bertahan hidup hal ini sangat terasa kalau hidup
ini adalah perjuangan namum bagaimana dengan tanggungjawab pemerintah apakah
hal ini terus akan berjalan sesuai dengan kodrat masing-masing manusia coba
bayangkan bila nasib kita sama dengan mereka.
Referensi :
Anarita, Popon, dkk, Baseline Survei untuk Program Dukungan dn
Pemberdayaan Anak Jalanan di Perkotaan (Bandung), Bandung: Akatiga-Pusat
analisis sosial, 2001.
Arief, Armai, “ Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan Dalam Rangka
Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dan Stabilitas Nasional”, Dalam Jurnal Fajar,
LPM UIN Jakarta, Edisi 4, No.1, November 2002.
Direktorat Pemberdayaan Peran Keluarga Dirjen Pemberdayaan Sosial, Standarisasi
Pemberdayaan Peran Keluarga, Jakarta: Depsos, 2002.
Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara, Cet IV, 1995.
Sunusi, Makmur, Anak Terlantar Dalam
Perspektif Pekerjaan Sosial, Endang WD BM, Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi
DKI Jakarta Dalam Penanganan Anak Terlantar, Makalah
Dalam Seminar Nasional ‘Penanganan Anak Terlantar Berbasis Keluarga”, Jakarta:
UMJ, 12 April 2003.
Saya tidak sependapat dengan ini..
ReplyDelete"Namun apakah kita mengetahui apa penyebab mereka melakukan perbuatan hina tersebut secara langsung? Pasti kebanyakan dari kita hanya berasumsi tanpa terjun secara langsung untuk mencari tahu penyebab mereka melakukan hal ini."
Sebenarnya tidak ada pembenaran untuk perilaku yg menyimpang, seperti: ngelem, minum miras oplosan, ngamen dengan kekerasan, mengemis padal sehat jasmani dan rohani, terpaksa mencuri karena lapar.. dst.. itu tidak bisa dibenarkan.. termasuk profesi pelacur itu terhina karena kita tidak pernah menjadi pelanggannya.. apakah begitu?
Sebuah perilaku menyimpang apalagi yg bersifat merugikan orang lain, itu tetap saja salah! jadi bagaimana pula jika seorang koruptor beralasan dia terpaksa korup karena dipaksa atasannya, karena dipaksa istrinya, karena keluarganya butuh biaya.. dst.. apakah bisa dibenarkan?
Apakah kita tidak ber-empati pada para koruptor karena mereka kaya? sedangkan pengamen yg melakukan kejahatan jalanan (street crime) dicarikan pembenarannya? saya rasa tidak! karena kejahatan itu memang bakat.. kalau bakatnya jahat, jadi apa pun dia pasti tetap jahat.